Setelah sekian lama membaca Giant Killing akhirnya saya bisa menemukan hikayat serupa di dunia nyata, hikayat itu bernama Leicester City.

Hikayat adalah salah satu bentuk sastra prosa, terutama dalam Bahasa Melayu yang berisikan tentang kisah, cerita, dan dongeng. Umumnya mengisahkan tentang kehebatan maupun kepahlawanan seseorang lengkap dengan keanehan, kesaktian serta mukjizat tokoh utama ~ Wikipedia

Untuk yang suka menonton anime (kartun jepang) maupun membaca manga (komik jepang)dengan genre sepakbola pasti sudah mengenal komik yang satu ini. Giant Killing adalah sebuah karya dari Masaya Tsunamoto dan Tsujitomo yang bercerita tentang sebuah klub sepakbola profesional di jepang bernama East Tokyo United (ETU).

Sama seperti Leicester City, ETU adalah sebuah klub yang mencoba bertahan untuk tidak terdegradasi setiap tahunnya dari liga utama jepang. Diceritakan di awal episode, akibat selalu berada di posisi juru kunci liga ETU mulai ditinggalkan fans setianya dan juga sering terjadi konflik di dalam klub.

Di dalam usahanya untuk meningkatkan dan memperbaiki posisi klub di Liga Jepang, ETU menyewa mantan pemain mereka, Tatsumi Takeshi, sebagai pelatih. Di masa mudanya Tatsumi pernah dinilai sebagai salah satu pemain bola berbakat di Jepang sebelum cidera menghancurkan karirnya ketika ia pindah ke liga sepak bola inggris.

Sama seperti ETU, Leicester City musim ini menyewa Ranieri sebagai pelatih baru untuk meningkatkan atau mempertahankan Leicester di Liga Inggris. Target Ranieri pada awalnya sederhana, membawa timnya merebut 40 poin untuk mempertahankan posisi mereka di Liga Inggris dan tidak terdegadrasi. Dan seperti semua penggila sepakbola tau, saat ini Ranieri berhasil membawa Leicester City bertahan di posisi satu Barclay Premier League dengan menyisakan 5 laga lagi untuk mengejar titel juara liga. Sesuatu yang tidak mungkin diimpikan oleh penggila klub ini sebelumnya.

Dalam Giant Killing, Tatsumi membawa pemain-pemain baru untuk meningkatkan ETU. Tidak hanya membawa pemain baru untuk meningkatkan tim, Tatsumi juga menghidupkan pemain-pemain lama untuk mengeluarkan potensi mereka ke level permainan yang lebih tinggi. Ranieri juga menghidupkan pemain-pemain lama yang sebelumnya hanya dianggap sebagai pemain medioker seperti Robert Huth dan Wes Morgan. Kalau mau lebih ekstrim lagi, siapa yang mengenal nama Danny Drinkwater sebelum dia masuk ke tim nasional Inggris baru-baru ini.

Apa yang bisa dipetik dari hikayat Leicester City di musim ini dan setelah membaca Giant Killing? Bahwa lewat sepak bola mimpi apapun bisa diwujudkan selama kita berjuang tanpa kenal lelah untuk mewujudkannya.

Ah, akhirnya saya menemukan komik bola yang asik untuk dibaca kembali setelah serial Shoot lama selesai.

Have a nice weekend lads!

By Didut

3 thoughts on “Hikayat Leicester City Dan Giant Killing”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *