Selama beberapa hari ini saya kembali menggunakan KRL Commuterline sebagai transportasi harian saya. Dari beberapa opsi transportasi, akhirnya saya memilih untuk menggunakan KRL Commuterline untuk transportasi utama saya karena termasuk transportasi publik dengan biaya yang paling murah.


Setiap hari saya menggunakan KRL Commuterline dari stasiun Buaran dan transit berganti kereta di Manggarai ke arah Bogor untuk tujuan akhir di Tanjung Barat. Kalau mau dihitung dengan perjalanan darat dengan empat atau dua roda, jarak kedua stasiun itu menyentuh angka 25 KM. Dan bayangkan untuk jarak sejauh itu saya hanya menghabiskan biaya 3,000 perak.

Sejujurnya saya cukup beruntung karena setengah perjalanan dengan KRL Commuterline ini, saya melawan arah. Berlawanan arah dengan arus berangkat dan pulang para pegawai perkotaan ini berarti saya bisa duduk dengan tenang menikmati perjalanan. Harus diakui KRL Commuterline masih menjadi transportasi publik utama yang diandalkan oleh banyak orang, terutama masyarakat yang tinggal di pnggiran Jakarta. Kamu harus membayangkan sehari-hari harus menempuh jarak dari Cikarang hingga Jakarta untuk bekerja atau dari Bogor ke Jakarta, KRL Commuterline ini memang masih menjadi transportasi paling handal sekaligus murah untuk menempuh jarak-jarak tersebut.

Setelah beberapa hari ini badan dan otak saya sudah sangat terbiasa dengan jadwal KRL sehingga jadwal-jadwal yang saya pilih untuk keberangkatan biasanya masih manusiawi untuk kepadatannya. Tetapi jangan tanya untuk rute pulang, karena saya harus berjibaku dengan traffic jam pulang dari Jakarta. Dan itupun kalau kamu sudah sudah tau tricksnya, kamu bisa mendapatkan gerbong dengan kepadatan yang masih bisa diterima.

Sebetulnya menggunakan KRL Commuterline tidak ‘sekejam’ yang dibayangkan oleh orang-orang karena saya juga pernah mengalaminya ketika magang dahulu di Tokyo, vibenya mirip-mirip kok, hanya suasana kotanya saja yang berbeda.

By Didut

2 thoughts on “KRL Commuterline, Transportasi Publik Paling Murah!”
  1. Jadi ingat pas masih ngantor di Kemang dan Cipete, selalu naik dan turun KRL dari Pasar Minggu dengan melawan arus. Langsung merasa punya priviledge karena bisa pilih-pilih waktu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *