Ada segenggam angan, yang kudekap erat, tak sempat terucap
Ada sebongkah hati, yang tergores, diam-diam meratap
Ada butir – butir mimpi, yang terhampar, di atas permadani
Ada badai dan topan, yang selalu ada, merintangi
Aku bertahan, mencoba bertahan
Namun pasir itu telah jatuh dari genggaman
Ada rasa yang berbeda
Entah mengapa
—–
Mengapa kau melepasku?
Tidakkah kau tahu aku lebih suka dibelenggu?
Bulan ini terlalu indah kunikmati sendiri
Pasir pantai ini menyelip ke sela jemari
Ia ingin tinggal di kaki dan mengotori
Aku ingin tinggal di hati dan belajar memberi
Batinku tergugah
Apakah semua sudah berubah?
—–
Ada kebisuan yang mencekam tak bertepi
Di antara lorong panjang sudut hati
Matanya memandangku jauh ke dalam
Menusuk menghunjam di dalam kelam
Apa gundahnya, ingin kubertanya
Kata hanya tertahan, di lidah tak bernyawa
Sekali lagi kupandang matanya
Ajari aku bagaimana menyapanya
cedih amat sikkkk, cinih cinih cinih #eh