Puisi – puisi sedih (part 2)

Sejauh apa bisa menerka hati

Bila bicara pun terasa sepi

 

Sedalam apa bisa ku mencintai

Bila hatinya sulit kudekati

 

Ada kelopak mawar berenang di sungai keruh

Terdengarkah hadirku dalam samar bunyi gemuruh?

 

Atau mungkin aku hanya benalu

Menjadi parasit dan hanya pengganggu

 

—–

Bagaimana mencintainya tanpa merasa tersiksa?

Bagaimana membuatnya mencinta tanpa merasa terpaksa?

 

Langit kelabu sore berhias semburat jingga

Terus ku menunggu, mataku terus terjaga

 

Ada kata tanya yang tak jua mendapat jawab

Seperti gerimis sore yang hanya membuat lembab

 

Aku terdiam

Mungkin ini saatnya memejam

 

—–

Mungkin aku sudah menyerah

Meninggalkannya dalam asa tanpa arah

 

Sejauh apapun jiwaku melangkah

Ada getir tersisa berkawan sifat serakah

 

Dan aku mulai membenci diri

Meninggalkan dan segera berlari

 

Benar inikah inginku yang menggebu?

Tanya angin sore di suatu hari rabu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *