“Bro, masih jauh bro?”
Ini pertanyaan yang biasa gw dapatkan setiap kali membawa teman-teman wisatawan lokal ke daerah tugurejo, semarang. Gak heran, karena kelurahan tugurejo ini berada hampir di luar kota semarang.

Ecotourism is a form of tourism involving visiting fragile, pristine, and relatively undisturbed natural areas, intended as a low-impact and often small scale alternative to standard commercial (mass) tourism. Its purpose may be to educate the traveler, to provide funds for ecological conservation, to directly benefit the economic development and political empowerment of local communities, or to foster respect for different cultures and for human rights. ~ Wikipedia

Di tugurejo memang terdapat eco wisata yang dikelola oleh teman-teman prenjak, komunitas pemuda pengelola wisata mangrove di sana. Eco wisata memang genre wisata yang kurang populer buat wisatawan lokal. (((GENRE))). Kurang populer karena membutuhkan usaha yang lebih dari wisata pada umumnya. Biasanya eco wisata punya pengelola wisata lokal dan hasilnya dimanfaatkan untuk pengelolaan lingkungan lokal tersebut.


“Wih, panas juga bro!”
“Iyalah bro, ini khan daerah pesisir”
Buat yang belum tau, daerah dengan habitat mangrove di dekatnya bisa dipastikan dengan laut. Jadi gunakanlah pakaian yang senyaman mungkin jika mau ke area mangrove. Mangrove di tugurejo sudah mulai di tanam sejak tahun 1986. Tidak mudah untuk menanam mangrove karena dibutuhkan kesabaran dalam memelihara mangrove dalam waktu yang lama. Mangrove membutuhkan waktu paling tidak 5 tahun untuk tumbuh menjadi dewasa dengan potensi kegagalan yang cukup tinggi.

Pengenalan Mangrove

Biasanya ketika memasuki area mangrove para pengunjung akan dikenalkan dengan habitat mangrove di sana. Dimulai perkenalan apa itu mangrove, apa manfaat mangrove, bagaimana mangrove bisa berkembang dan hal lain yang berhubungan dengan mangrove.

Dalam tahap ini biasanya pengunjung akan diajari bagaimana membuat bibit mangrove. Kegiatan membuat bibit ini sekaligus untuk membiasakan tangan dan kaki peserta wisata untuk berkenalan dengan lumpur yang menjadi habitat mangrove ini.

Jangan khawatir dengan kegiatan yang kelihatannya susah ini. Membuat bibit mangrove biasanya berlangsung dengan menyenangkan. Buat teman-teman yang tidak  terbiasa dengan lumpur, mereka akan kagum sendiri bagaimana mereka akan menyukai kegiatan ini. Eco wisata memang berkaitan dengan pendidikan juga, tidak hanya tentang jalan-jalan.

Naik Kano Bro!


“AKU MAU NAIK KANO!”
Ini kegiatan favorit peserta setelah membuat bibit, yaitu naik kano! Buat orang yang tidak biasa naik kano bisa jadi reaksinya akan ndeso hahaha~ Bisa sangat excited atau malah takut naik. Buat yang takut naik akan disediakan perahu yang cukup besar untuk menuju area penanaman.


Naik kano atau perahu ini memang kegiatan yang sangat mengasikkan. Pohon-pohon mangrove di tugurejo sudah bertahan hidup selama 29 tahun sehingga membentuk kanopi yang sangat indah. Melewati kanopi-kanopi mangrove dengan perahu di tugurejo membuat kita seakan tidak percaya kalau ini ada di semarang, sebuah kota yang terkenal sebagai kota industri dibandingkan wisatanya.

Menanam Mangrove

Biasanya wisatawan yang datang ke tugurejo akan dibawa ke bagian tambak yang gundul atau pulau tirang untuk menanam mangrove. Pulau tirang adalah bagian tanah yang tersisa dari tugurejo di tengah selat kecil. Di sekeliling pulau tirang hanya air laut. Para pemuda disana (kelompok prenjak) berusaha menyelematkan pulau ini supaya tidak hilang dengan menanam mangrove di sana.


Ini sedikit gw share tentang how to menanam mangrove.


Menanam mangrove memang kegiatan yang menyenangkan. Mungkin jauh dari bayangan orang kebanyakan yang membayangkan kegiatan penghijauan adalah kegiatan yang serius.


Wisatawan biasanya juga akan bermain-main di pulau tirang ini setelah selesai menunaikan kewajibannya menanam mangrove. Maklum kebanyakan dari pengunjung tugurejo biasanya anak perkotaan yang jarang melihat laut *grinz*.

Kegiatan menanam ini biasanya selesai sekitar jam setengah 1 siang. Pengunjung akan dibawa kembali ke meeting point semula dengan perahu atau kano. Teman-teman prenjak membawa pengunjung ke rumah peristirahatan yang sudah disediakan. Tempat untuk membersihkan badan dan makan siang sudah disediakan untuk dinikmati sekaligus untuk istirahat siang. Wisatawan yang berkunjung biasanya akan memanfatkan waktu untuk tidur siang memulihkan tenaga yang sudah habis selama kegiatan menanam mangrove dari pagi hari.

Bermain Rebana


Belajar dan bermain rebana merupakan kegiatan favorit lain dari wisatawan asing. Mereka biasanya sangat tertarik mempelajari alat-alat musik yang jarang mereka lihat di negara mereka. Teman-teman prenjak akan mengajari bagaimana memukul rebana dari yang sangat dasar sekaligus memainkannya dengan harmoni yang bisa dinikmati. Untuk wisatawan asing biasanya mereka bisa mempelajari memukul rebana ini tanpa bosan. Budaya bermain rebana ini adalah budaya lokal dari masyarakat tugurejo yang sangat dipengaruhi oleh kebanyakan masyarakat yang beragama islam.

Berburu Srimping


Tidak lengkap rasanya sudah ke laut tanpa menikmati hidangan laut yang hanya bisa ditemukan di Semarang yaitu srimping. Tidak tau kenapa srimping ini susah ditemukan di kota lain, bahkan di kota pesisir lainnya. Srimping adalah semacam kerang dengan ukuran daging yang cukup besar.

Letak warungnya sendiri gak jauh dari jalan raya utama krapyak, jalan utama ketika kamu pulang dari tugurejo ke tengah kota semarang. Sekitar 15 – 20 menit dari tugurejo dengan mobil kamu akan menemukan restoran Ayam Goreng Ny. Suharti di kanan jalan. Belok ke kanan di lampu merah Ayam Goreng Ny. Suharti tersebut. Dari lampu merah, warung ini terletak sekitar 200 meter di sebelah kanan. Warung ini adalah warung seafood yang pertama yang kamu temui setelah lampu merah, jangan terkecoh dengan warung seafood di sebelahnya. Srimping goreng menteganya aduhay sekali dengan harga yang sangat terjangkau.

Jadi dengan melakukan eco wisata di tugurejo kamu sudah bisa mendapatkan semuanya. Perjalanan yang menyenangkan, pendidikan lingkungan dan budaya, ikut berkontribusi menyelamatkan lingkungan dan biaya yang kamu keluarkan juga digunakan untuk program penyelamatan lingkungan di tugurejo. Tentu saja penutupnya hidangan kuliner yang aduhay sekali. Kenikmatan mangrove mana lagi yang kamu dustakan? *LOL*

Kalau kamu ke semarang dan punya waktu yang bisa diluangkan untuk menjaga kearifan lokal lingkungan ini, jangan lupa untuk kontak teman-teman prenjak. Kontak prenjak akan saya share di bawah postingan ini.

Mari kita jaga bumi kita!

Tips Dan Info

Prenjak
Arifin (ketua prenjak)
081391772109
089668429751
Untuk program eco wisata memang sebaiknya diatur sebelum kedatangan. Jadi kontaklah Mas Arifin minimal 1 hari sebelum untuk mempersiapkan semua kebutuhan program eco wisata kamu.

Transportasi Menuju Tugurejo
Kamu bisa mencapai tugurejo dengan semua moda transportasi umum yang menuju terminal mangkang.
Minta ancer-ancer yang jelas dengan menghubungi teman-teman prenjak. Mereka bisa menjemput dari titik bis berhenti sampai ke area wisata mangrove.

Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba blog Blog Competition #TravelNBlog 3 yang diselenggarakan oleh @TravelNBlogID.

By Didut

13 thoughts on “Asiknya Wisata Mangrove Tugurejo, Semarang”
  1. Wisata Mangrove bisa menjadi alternative mas. Melibatkan masyarakat lokal akan membantu perekonomian mrk juga.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *