Jadi sudah hampir 3 bulan saya tinggal kembali di rumah Jakarta. Kebetulan jendela kamar saya bersebelahan dengan jendela kamar tetangga, sehingga sering aktivitas di sebelah terdengar dari kamarku.

Rupanya tetangga mempunyai anak yang cukup aktif (atau mungkin hiperaktif) karena setiap pagi dia berteriak cukup kencang. Yang membuat saya heran, sang nenek, orang tua maupun bibinya yang biasa mengasuhnya juga membalas dengan membentak ke sang anak.

Kalau sekali dua kali masih maklum tapi ini setiap pagi berulang, orang-orang dewasa ini berteriak ke si anak dan si anak membalas dengan teriakan pula.

Sebagai orang yang awam dengan pola psikologi saya juga tidak tau bagaimana pola asuh yang benar terhadap anak yang sangat aktif seperti itu tapi setelah akrab dengan pola komunikasi tetangga saya yakin membalas teriakan anak ataupun mengasuh dengan pola yang agak keras sehingga anak menurut jelas bukan solusi yang baik untuk jangka panjang.

Kenapa bukan menjadi solusi yang baik? Karena setelah mengamati, sang anak terbiasa untuk berteriak dalam berkomunikasi dalam hal apapun. Untuk menarik perhatian orang-orang disekitarnya dia akan berteriak dengan cukup keras (yang akan terdengar cukup jelas sampai kamar saya). Saya membayangkan hingga dia dewasa, dia akan ‘berteriak’ hanya untuk berbicara dengan orang tuanya.

Saya saja yang mendengar kadang tidak tega bagaimana dia diperlakukan dengan ‘keras’ oleh orang-orang dewasa yang ada dirumahnya.

Tetapi setelah beberapa lama mengamati pola komunikasi di rumah tetangga saya juga sadar kalau ternyata mereka suka berteriak dalam berkomunikasi satu dengan yang lainnya. Oh well … semoga si anak tidak mempunyai trauma ketika dia dewasa.

Kalau ada yang punya pengetahuan psikologi tentang ini boleh ya dishare.

Suwun

By Didut

2 thoughts on “Teriakan …”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *