Berdamai Dengan Kemacetan Jakarta

Pemandangan Biasa di Jakarta

Sudah 2 bulan ini saya menjadi penghuni Jakarta. Sudah tentu kemacetan yang terkenal di Jakarta ini menjadi santapan sehari-hari. Buat saya ngomel-ngomel soal macet tidak menyelesaikan masalah malah menambah pengeluaran energi yang tidak perlu hihihi~ Karena seseorang yang sudah memilih untuk tinggal di Jakarta berarti dia memang harus hidup berdampingan dengan macet.

Pemandangan Biasa di Jakarta

Kalau saya sih memilih untuk berdamai dengan macet. Caranya?
1. Kenali rute pulang-pergi kamu setiap hari dan cobalah membuat rute alternatif yang lebih cepat.
Diawal kehidupan saya di Jakarta, rute rumah – kantor memakan waktu 1 jam disaat macet. Setelah beberapa lama dan terbiasa dengan jalanan yang setiap hari saya lewati, saya mencoba untuk membuat rute baru ke kantor dan tebak apa? Perjalanan saya ke kantor paling lama memakan waktu setengah jam, itu saja sudah melewati kemacetan Kebayoran Lama, Pakubuwono & Senopati. Percayalah nama-nama jalan itu pengen kamu jauhi dipagi atau sore hari hihihi~

Yang penting sih jangan males-males cari alternatif jalan yang baru dan jangan males dan takut nyasar kalau sedang mencoba mencari rute baru. Orang-orang di pinggir jalan biasanya memberikan info yang cukup akurat kok kalau kita tanya ketika kita sedang nyasar.

2. Berangkat lebih pagi atau lebih siang.
Ini tips yang paling mudah selain tips diatas. Hidup di Jakarta memang butuh usaha lebih banyak kalau mau hidup lebih nyaman. Buat saya kalau tidak mau kena macet tinggal berangkat ke kantor jam setengah 6 pagi dan sampai kantor 20 menit kemudian. Atau jam 9 ketika di rute yang biasa saya lewati badai macetnya sudah lewat.

Lokasi rumah saya di Cipulir memang sudah terkenal dengan macetnya, karena itu waktu jaman sekolah saya sudah terbiasa untuk berangkat sangat pagi. Tapi berangkat lebih siang tidak memungkinkan ya untuk kebanyakan pekerja kantoran hihihi jadi berangkat lebih pagi bisa menjadi pilihan. Hanya kenali saja tingkat kemacetan didaerah kamu masing-masing. Kenali kebiasaan macet dan tidak macetnya dirute perjalananmu.

3. Memilih tempat tinggal dekat kantor
Yang ini sepertnya menjadi pilihan yang sangat umum untuk pekerja yang bukan berasal dari Jakarta. Biasanyamereka akan mencari kamar sewaan (kos) yang sangat dekat dengan kantor sehingga mereka bisa santai berjalan menuju kantor.

Apalagi yah? Kalau dari saya sih cukup itu saja untuk berdamai dengan kemacetan Jakarta hihihi~ Ada tips lain gak? mungkin saya kelewatan.

Courtesy:
1. Foto: totokyuliyanto.wordpress.com

By Didut

27 thoughts on “Berdamai Dengan Kemacetan Jakarta”
  1. Aku tinggal di jakarta barat udah hampir 3 tahunan. Macet di jakarta barat itu worst. Semacam udah terbiasa. Opsi cari kosan yg deket kantor itu berlaku buat perantau. Gue termasuk. Tapi toh aku ga milih cari kosan yg terlalu deket kantor, lebih seru yg masih pakai ngangkot (sekali jalan gapake oper). Karena adakalanya tinggal deket kantor bikin sering disuruh lembur.

    #surhat
    :p

  2. Like this. Kalo pikiran positif, sepertinya ide2 kreatif selalu muncul ya. Hebat mas nya, setelah ditempa macet masih bisa positif…

  3. nambahin: buat yang ga bawa kendaraan sendiri, kenali pilihan alat transportasi. dari kos ke kantorku ada berbagai pilihan transport dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. beragam biaya, kenyamanan dan waktu tempuh yang ditawarkannya. tinggal pilih saja yang sesuai dengan situasi kita 😉

  4. kos di kampung belakang gedung kantor. dijamin ga pernah kena macet ya. tapi biasane harganya lebih mahal. aku waktu kerja di slipi kosnya persis di belakang kantor. masuk jam setengah sembilan pagi, mandi jam delapan masih santai. coba kalo kosnya di lebak bulus :p

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *