Setiap hari minggu saya akan mempublikasikan Cerita Akhir Pekan. Cerita Akhir Pekan ini terinspirasi dari Risalah Akhir Pekan-nya Kang Donny (walaupun postingannya tidak se’serius’ dia haha).
Memang ada apa dengan Kopi Darat (berikutnya disebut kopdar)?
Beberapa waktu lalu sebelum saya menikah sebetulnya sempat berpikir “kenapa ya temen-temen yang sudah menikah secara perlahan atau tiba-tiba menghilang dari peredaran?.” Dan akhirnya setelah menikah saya tau jawabannya hahaha.
Setelah menikah memang waktu saya lebih banyak untuk keluarga, terutama di tahun 2016 di mana saya menemukan pekerjaan baru. Tanpa sadar saya menarik diri dari pertemuan-pertemuan yang biasa saya lakukan. Tidak sengaja saya lakukan sebetulnya, tetapi memang ada yang lebih diprioritaskan dalam hidup saja.
Setelah lumayan nyaman dengan pekerjaan dan kantor baru saya merasa harus memperbanyak kualitas me time dengan kopdar-kopdar yang tanpa direncanakan. Spontan dan mengalir saja. Tidak tahu juga sih apakah setelah dedek lahir ke dunia minggu depan, saya masih punya waktu atau tidak untuk kopdar.
Selama 2 minggu terakhir saya bertemu dengan teman-teman yang (cukup) jarang saya temui.
Kopdar dengan Mbak Shasa Sigit
Wah entah sudah berapa lama saya tidak bertemu dengan Mbak Shasa. Sebetulnya Mbak Shasa ini orang yang menghubungkan saya dengan perkerjaan digital on ground untuk pertama kali. Pekerjaannya live tweet untuk sebuah event di Semarang. Waktu itu pekerjaan live tweet masih sangat jarang untuk dilakukan, apalagi di Semarang.
Saya juga lupa siapa yang menghubungkan kami dulu itu. Kopdar kali ini adalah pertemuan kedua kami setelah pertemuan pertama di event waktu itu. Kopdar ini hasil berbalas komen random lewat Facebook. Wah, menyenangkan sekali mendengar cerita-cerita dari Mbak Shasa. Lucunya lagi sebetulnya Mbak Shasa sekantor dengan istri sebelum saya dan Arianna berkenalan. Sungguh dunia yang kecil sekali.
Kopdar dengan Daeng Ipul
Kopi darat dengan Daeng Ipul terjadi karena saya tahu yang bersangkutan sedang menghabiskan waktu (entah bekerja entah jalan-jalan) di Jakarta. Sambar-sambaran di whatsapp group Loenpia menghasilkan kopdar kali ini. Kebetulan tempat menginap Daeng Ipul dekat dengan kantor. Saya ajak saja untuk makan siang di gedung samping kantor.
Saya banyak dibantu oleh Daeng Ipul ketika terakhir kali mengunjungi Makassar. Dan tentu saja tidak melewatkan untuk membalas budi kopdar kala itu. Daeng Ipul dikenal sebagai salah satu aktivis blogger di Makassar sehingga obrolan kami siang itu lumayan berat juga. Membahas perkembangan UU ITE di Indonesia dan kasus-kasus UU ITE yang sedang marak terjadi. Tentu saja tidak kelewatan membahas timeline yang panas efek pilkada-pilkada ini.
Memang membahas politik enaknya sambil kopi darat seperti ini. Membahas politik di timeline sih sama aja cari penyakit hahaha.
Kopdar dengan Astrid
Kalo dengan pentolan Tees Indonesia yang satu ini sih sebetulnya cukup rutin bertemu (baca setengah tahun sekali). Kami sebetulnya jarang kopdar tetapi sekalinya kopdar pasti saya mencari gosip-gosip (panas) start up di Indonesia haha.
Kopdar kali ini pun terjadi karena obrolan kami tentang start up via whatsapp (dan setelah saya melunasi pesanan kaos saya haha). Astrid ini teman saya yang cukup unik, karena kami jarang bertemu dan jarang ngobrol, tetapi pas bertemu bisa blak-blakan ngobrol apapun. Termasuk tentang cerita kehidupan kami masing-masing.
Soal blak-blakanMungkin karena Astrid mengetahui aib-aib saya di masa lalu, termasuk cerita tentang move on yang sangat cepat kala itu (nyengir mode on).
Dan entah kenapa semua pertemuan di atas kami lakukan di kedai kopi. Jadi ya memang kopi darat beneran haha.
Jadi kapan kamu terakhir kopdar?
Kita kapan bisa kopdar ya kang hehe
Ayok kang, saya cuma gak tau sampeyan posisi di mana 🙂
Masih di Jogja sih kang sampe Februari kyknya