Akhir pekan ini saya tidak produktif sama sekali. Entah kenapa kemarin pagi seharian saya tepar di sofa. Yang saya ingat sejak pagi sebetulnya kegiatan saya normal-normal saja. Membuka laptop dan ngecek task list pekerjaan hari itu. Karena semua yang saya kontak belum menjawab, saya melelapkan diri di dalam sofa dan ketika bangun mendadak lemas sekali tidak bisa terbangun.

Jadilah kemarin menjadi hari yang tidak produktif. Setelah bangun, bisa aktif dan mengerjakan beberapa hal tetapi saya terlelap kembali sampai sore. Satu-satunya pekerjaan yang saya lakukan adalah membaca Tembang Tanah Air, sebuah novel yang belum selesai dari Arswendo Atmowiloto. Di akhir pekan ini saya tenggelam membaca Tembang Tanah Air. Bahkan saya membacanya ketika sedang di toilet pagi ini.

Sejak kecil saya memang menyukai cerita silat. Yang saya ingat saya mulai mengkoleksi Wiro Sableng waktu kelas 6 SD. Saya mengumpulkannya hingga 110(an) novel. Saya membelinya patungan dengan alm. mama yang kebetulan juga menyukai cerita silat.

Buku silat kedua yang saya baca adalah Senopati Pamungkas. Saya membaca novel silat ini dengan meminjamnya dari perpustakaan sekolah SMA. Saya tenggelam dalam buku novel ini. Sampai saat ini saya masih menilai kalau Senopati Pamungkas adalah cerita silat terbaik yang pernah saya baca. Bahkan ketika membaca cerita silat buatan Kho Ping Ho saya tidak bisa seasik ini membacanya.

Saya masih ingat ketika kuliah dan mempunyai uang sendiri saya berusaha memburu sisa-sisa buku Senopati Pamungkas dan Tembang Tanah Air yang masih ada tetapi gagal. Untunglah Gramedia menerbitkannya kembali dalam edisi novel yang sangat tebal. Kali ini saya tidak melewatkan untuk mengkoleksi buku-buku tersebut.


Sayang Tembang Tanah Air berhenti di buku ke tujuh. Padahal kata Mas Arswendo buku ini masih panjang sekali. Sewaktu beliau membuat buku ini sudah kadung keburu terkena kasus dan masuk dalam penjara. Kalau saya pernah kecewa diPHP Dee 8 tahun menunggu kelanjutan Supernova mungkin tidak ada apa-apanya dengan menunggu puluhan tahun Tembang Tanah Air dilanjutkan dan masih belum jelas kelanjutannya.

Jadi adakah buku yang membiusmu selama akhir pekan ini?

By Didut

9 thoughts on “Akhir Pekan: Tenggelam Dalam Tembang Tanah Air”
  1. Walaaah. Semoga sudah sehat ya Mas. Jadi penasaran sama bukunya. Tapi kalo gak jelas kapan terbitnya kelanjutannya malah uring-uringan sendiri nanti. Saya cukup buku Bulan-nya Tere Liye sama dua buku motivasi aja Mas. 😀

  2. saya tetep masih menunggu karya2 bubin LantanG mas, penulis idola saya, walau sepertinya tak mungkin lagi karena lama ga tertarik nulis lg, kabar terakhir malah masuk penjara karena dipitnah tampaknya 🙁

    terakhir saya menamatkan buku Silkworm yang lama belum dibaca abis dipinjem, dan karya2 lamanya Andrea Hirata 😀

  3. Aku juga baca buku Tembang Tanah Air sampai yg ke 7.. saya pukir masih ada kelanjutannya..sayang sekali terhenti ceritranya…

  4. Dulu 20 tahun yang lalu ketika awal diterima di salah satu anak cabang usaha kompas gramedia, saya tanya langsung ke penerbitan knp tembang tanah air gak dilanjutkan? Katanya nunggu Mas Arswendo keluar penjara.
    Nah ketika beberapa tahun kemudian, Mas Arswendo sudah keluar dari penjara dan menjadi salah satu tamu pembicara di gramedia fair di surabaya, saya tanyakan langsung kenapa tidak dilanjutkan. Katanya sudah gak ada mood untuk melanjutkan
    Wahh kecewa deh, padahal luamaaa banget nunggu kelanjutan aksi Gajahmada, Nala, Pangeran Brehweh, Pangeran Pajang dan tentunya Upasara Wulung, Jagattri, plus 2 anak angkat mereka, dan anak kandung yg ceritanya belum muncul dari kel Senopati Pamungkas.

  5. Mas, bolehkah di upload e-book nya Tembang Tanah Air ?
    Mas Arswendonya blm kelarin Tembang Tanah Air..sdh sdh berpulang ke Rahmatullah, dipanggil Tuhan.
    gimana klo kita sbg pengagum beliau, kita selesaikan Tembang Tanah Air ?
    Jadi TTA diselesaikan oleh Fans Arswendo..asik gak tuh ?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *