Photo by Tyler Nix on Unsplash

Yang kenal gue sejak dari jaman purba pasti tau kalo gue tuh suka ke kedai kopi maupun menyesap secangkir Cappucino setiap harinya. Padahal gue baru minum kopi tidak dari kecil, baru sekitar tahun 2003 sewaktu masih kuliah. kenapa gue inget banget? Begini ceritanya ….

Di keluarga, minum kopi bukan sesuatu hal yang aneh, bapak maupun almarhum mama seingat gue selalu minum kopi hitam manis di pagi hari. Bukan minum kopi yang pahit tetapi selalu manis pakai gula. Adek-adek gue menikmati rasa kopi itu juga pake sendok ataupun ganggu bapak untuk ikut-ikutan minum. Tapi gue tidak pernah tertarik buat minum kopi, selalu lebih memilih untuk menikmati teh.

Kebiasaan ini berlanjut hingga dewasa, gue memang lebih ke tea person sampai masa kuliah di Semarang. Nah di awal-awal tahun 2,000-an, di Semarang kedai kopi juga mulai hitz, tetapi karena gue tea person waktu itu, jadilah gak punya interest untuk eksplore kedai-kedai kopi di Semarang. Hingga pada suatu saat dua temen bule gue saat itu, Alicia & Agatha, membawa gue ke sebuah kedai kopi lokal di Semarang bernama Buket. Buket ini bentuknya tidak besar tetapi ketiadaan space yang besar itu malah bikin suasana antar pengunjung semakin dekat. Apalagi baristanya bekerja di dekat pengunjung. Gue masih ingat waktu itu semua menu Buket dibuat dengan tangan sehingga ketulusan kopi buatan baristanya Buket sangat terasa sampai bikin gue adiktif dengan salah satu menu signaturenya, Buket Creme Blend.

Dari Buket itulah gue mengenal apa namanya barista dan dari saat itu gue pengen suatu saat mencoba menjadi barista atau memiliki bisnis dalam bidang kopi. Beberapa kali saya sempat mencoba untuk membangun bisnis yang berhubungan dengan kopi tetapi memang sepertinya saya tidak punya bakat ataupun kemampuan untuk membangun bisnis. Terakhir kali saya mencoba untuk membangun bisnis berakibat harus menjual motor untuk menghapus kerugian yang saya alami.

Gue selalu mengagumi barista ketika mereka sedang bekerja membangun cita rasa kopi yang mereka buat. Gue selalu merasa menjadi barista itu tidak hanya bekerja untuk uang tetapi membutuhkan passion tertentu untuk membuat kopi setiap harinya.

Selama masa pandemi ini gue memang jarang minum kopi keluar rumah dan lebih menikmati kopi sachetan hahaha~ Gak ada kopi buatan barista, kopi sachetanpun jadi.

Nah, apakah kamu punya sebuah cita-cita atau keinginan yang sampai sekarang belum terwujud juga?

 

By Didut

18 thoughts on “Soal Barista”
  1. Punya minimaaaart, hahahahaha, itu cita-cita yang belum kesampaian karena baru mau dibuat nanti setelah pensiun, niatnya untuk isi waktu luang dimasa tua, biar ada gerak-gerak sikit~lah, selain traveling cencunya ?

    Ohya, selama ini kopi sasetan yang saya pernah coba dan tau itu merk Good Day mas, eh ini merk atau bukan yaaa. Pokoknya ada tulisan Good Day Cappuccino dengan warna oren, bergaris merah putih ijo ? But saya jarang meminumnya. Sebab saya lebih ke tea person daripada kopi hahahaha. Ke Starbucks pun yang dipesan Ice Shaken Lemon Tea ?

    Saya doakan semoga mas Didut bisa punya coffee shop dan jadi barista, one dayyyy ya ??

    1. Oh iya saya belum cerita di post ini.
      Sebetulnya di kantor sebelum ini sempat diberikan sebuah kesempatan langka untuk mendevelop bisnis kopi. Tapi somehow jalan yang sudah terbuka itu gak kesampaian juga sampai saya akhirnya pindah ke kantor yang sekarang.
      Hmmmmmm mungkin punya bisnis memang bukan jalan gue hahahaha

  2. Ngomongin soal barista dan kopi, jujur aku tidak paham. Aku bukan fans kopi. Minum kopi pun kopi sachet-an dan jarang-jarang karena belum tentu perutnya kuat. Hahaha. Btw, soal keinginanku yang belum terwujud sampai sekarang? Ehm… Pengen bisa lihat aurora secara langsung. Nature never fails to amaze me.

    1. Somehow aku gak tertarik untuk ke eropa hahaha
      Untung sebelum menikah sama aku, keinginan istri untuk jalan-jalan ke eropa sudah kesampaian, jadi sepertinya sih keinginan untuk mengulangi perjalanan itu agak berkurang, entah suatu saat hihihi

  3. Aku bukan pecinta kopi sbnrnya, LBH ke sekedar suka dan penasaran kalo ada kopi2 yg blm prnh dicobain. Krn kalo pecinta kan, biasanya dia LBH expert menjelaskan kopi ini jenisnya apa, asalnya dr mana, pemeliharaannya gimana dll. Aku ga ngerti blass itu semua. Yg aku tahu kopi enak itu yg manis tapi ada paitnya juga hahahahahaha

    Jd ga penting mau yg diracik Ama barista, ato yg instan :D.

    Pas ke Jepang aku seneng banget, waktu tau ada banyaaak jenis kopi yg siap minum di minimart2nya. Varian rasanya macem2, ada yg rasa butter segala. Tiap kali ke Jepang, aku pasti deh borong semua rasa kopi di Minimart trutama yg blm dicoba :p. Walopun ada yg aneh rasanya, kayak rasa butter itu, tp setidaknya udh tau :p.

    Keinginan yg blm tercapai ? Aku blm keliling dunia hahahaha. Baru seperempat dari total negara yg aku datangin, jadi impianku msh panjang mas. Pandemi ini memperlambat aku untuk mencapai target :D. Tapi ya sudahlah, mau bilang apa. Semoga selesai pandemi, aku bisa gas pool jalan2 nya 😀

    1. WHAT?!?!?!?!? SEPEREMPAT?!?!?!? HAHAHAHAHAHA

      Itu sih udah lebih dari orang kebanyakan pada umumnya.
      Aku gak seambisius itu, karena orang rumahan bayanginnya punya rumah kecil nan homie dan most of the time goler-goler aja di rumah sambil trading wkwkwkwkwkwk

  4. Kopi sachetan yang pakai gula itu sebenarnya ya sirup rasa kopi ya toh.
    Tapi waktu aku masih kerja di telco, kalau kopiku habis, aku pakai sachet juga, si Nescape itu. Dua bungkus biar bisa nendang dapat americano versi hemat. HHAHAHA…
    Sekarang, ya bikin kopi sendiri aja di rumah. Americano tiap hari, tanpa susu, tanpa gula. Lebih nikmat…. **soalnya hidup ini lebih pahit, apalah artinya kalau cuma kopi pahit yeakan…

    Eh iya cobain deh kopi arabika simalungun. Cari di Toped: Kopi Bordam. Rasanya nendang beut.

  5. Siap mbak, nanti aku coba reconya.
    Soal kopi sachetan aku sudah sadar mbak kalau kopi ini gak punya efek yang bagus di badan (tapi sesekali masih sua beli juga hahahahahaha)

    1. Ikut situasi aja, kalo ada kopi sachetan ya minum kopi sachetan, kalo ada yang enak ya minum yang enak hahahaha

    1. Sebaliknya eng, hidup juga terlalu singkat untuk tidak mencoba manis-pahitnya kopi sachetan seperti kehidupan #TSAH

  6. Halo Mas Didu, salam kenal.
    Eh eh,, aku dulu juga belajar nongkrong karena kenal Buket. Buket yang di Ngesrep Tembalang itu kannnn. Aku suka ngobrol di bar, nontonin mas-masnya bikin kopi. Saat itu malah nggak tahu kalo mas-mas bikin kopi di Buket itu sebutannya barista. Aku ingetnya, mas-masnya kalo diajak ngobrol asik. Di Buket juga sempet kenalan sama temen baru. Jangan-jangan kita pernah bersinggungan di sana mas Didut.

    1. Loh Mbak Dini orang SMG?
      OALAHHHHHHH ….. apa sering ngobrol sama Gatot (juragannya Buket) juga kalo pas ngopi di sana? HAHAHAHAHA
      Tapi empunya Buket udah move on ke US sih memang hihihi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *