Hai!
Hai!
Ada apa?
Tidak ada apa-apa.
Masa’ tidak ada apa-apa.
Ya memang tidak ada apa-apa, masa’ harus ada apa-apa.
Ya tidak juga.
Ya sudah.
Ya sudah??…Aku jadi penasaran.
Penasaran untuk apa?
Pasti ada yang disembunyikan.
Misalnya?
Mana kutahu.
Jangan asal menuduh.
Aku tidak menuduh.
Sudahlah.
Sudahlah bagaimana, kamu belum cerita?
Cerita tentang apa?
Tentang hal yang kau sembunyikan.
Aku tidak menyembunyikan apa-apa. Kalaupun ya, lalu apa urusanmu?
Tuh kan, aku bilang juga apa. Pasti ada apa-apanya.
Apa-apa apa? Kamu ngomong apa?
Ya sudah kalau tak mau cerita.
Cerita apa? Yang mana? Kau mau dengar apa?
Cerita yang kausembunyikan.
Aku tidak menyembunyikan cerita apa-apa.
Yang benar saja?
Kenapa aku bohong?
Memangnya aku tahu?
Pembicaraanmu tidak jelas.
Kamu tidak mau terbuka.
Terbuka apa? Masalah apa? Kau mau dengar yang mana?
Tidak kusangka sebanyak itu.
Sebanyak itu bagaimana?
Sampai-sampai kautanyakan yang mana? Lebih sari satu. Apa lebih dari dua?
Urusanmu apa?
Pembicaraan ini mulai membuatku jengkel.
Aku benar-benar tidak mengertimu.
Ya sudah aku pulang.
Tanpa cerita?
Cerita apa? Yang mana? Yang bagaimana?
Aku pulang.
Hei tunggu.
Aku pulang.
Aku ikut.
Hai!
Ada apa?
Tidak ada apa-apa.
Masa’ tidak ada apa-apa.
Ya memang tidak ada apa-apa, masa’ harus ada apa-apa.
Ya tidak juga.
Ya sudah.
Ya sudah??…Aku jadi penasaran.
Penasaran untuk apa?
Pasti ada yang disembunyikan.
Misalnya?
Mana kutahu.
Jangan asal menuduh.
Aku tidak menuduh.
Sudahlah.
Sudahlah bagaimana, kamu belum cerita?
Cerita tentang apa?
Tentang hal yang kau sembunyikan.
Aku tidak menyembunyikan apa-apa. Kalaupun ya, lalu apa urusanmu?
Tuh kan, aku bilang juga apa. Pasti ada apa-apanya.
Apa-apa apa? Kamu ngomong apa?
Ya sudah kalau tak mau cerita.
Cerita apa? Yang mana? Kau mau dengar apa?
Cerita yang kausembunyikan.
Aku tidak menyembunyikan cerita apa-apa.
Yang benar saja?
Kenapa aku bohong?
Memangnya aku tahu?
Pembicaraanmu tidak jelas.
Kamu tidak mau terbuka.
Terbuka apa? Masalah apa? Kau mau dengar yang mana?
Tidak kusangka sebanyak itu.
Sebanyak itu bagaimana?
Sampai-sampai kautanyakan yang mana? Lebih sari satu. Apa lebih dari dua?
Urusanmu apa?
Pembicaraan ini mulai membuatku jengkel.
Aku benar-benar tidak mengertimu.
Ya sudah aku pulang.
Tanpa cerita?
Cerita apa? Yang mana? Yang bagaimana?
Aku pulang.
Hei tunggu.
Aku pulang.
Aku ikut.
Didut
ngomong sama spion mobil :)))
@mbak fenty : terima kasih sudah mampir mbak.. gara-gara isi otaknya kepenuhan mikirin hal-hal yang nggak penting, jadi harus ditulis hihihi…
Real life story 🙂 well-written,Ri !
@noni : makasiii non.. ya itulah yang terjadi kalo berdebat sama diri sendiri.. hihihi.. udah tau salah.. masih tetep ngotot.. nyari-nyari masalah gitu.. biar seru aja hihihi..