Bagi sebagian orang, bisa pergi ke Eropa adalah sebuah impian dalam hidup. Bagi saya, impian tidak boleh hanya sekedar diimpikan, tapi juga harus direalisasikan. Setelah menabung dalam waktu yang cukup lama, akhirnya saya dan mama, memberanikan diri untuk menjalani satu mimpi dalam hidup kami: pergi ke Eropa, dan kali ini, untuk mengunjungi tempat suci agama Katolik dan berziarah. Berikut ini ceritanya :

welcome to istanbul
Welcome to Istanbul

“This is it!”

Jam menunjukkan pukul 5 sore, ketika satu per satu anggota tour mulai berdatangan, setelah absen dan pembagian luggage tag, kami pun mulai mengantri untuk cap imigrasi dan rasanya “This is it!”, dalam waktu kurang dari 2 jam, kami pun akan meninggalkan tanah air untuk menuju ke Madrid, Spanyol via Singapura dan Istanbul (Turki).

Setelah transit sekitar 2 jam di Singapore, dimulailah 11 jam penerbangan itu, dan di setiap perjalanan pasti ada cerita untuk diingat, seperti yang satu ini, pramugaranya cakep banget, orang Turki, dan sabar banget, sementara pramugarinya, orang Turki juga, juteknya luar biasa. Tiap kali orang yang duduk di belakang saya minta sesuatu, responnya adalah “Wait, 5 minute! I can’t do all at one time!” Hmmm…

Long flight buat saya identik dengan pemberian makan di saat yang tidak diduga-duga, biasanya sejam atau 2 jam setelah take off datanglah makanan itu dan jam 3 subuh waktu perut kita, dikasi makan lagi, nggak kira-kira emang, Fish or Chicken? ZZzzzz…

Dan sampailah di Istanbul setelah menonton 3 film, tidur, bangun, tidur lagi, makan, dengerin musik dan makan lagi. Dengan tingkat kesadaran yang masih belum genap karena semaleman masuk angin (noraknya badan Melayu), kita nunggu lagi kurang lebih 2 jam lagi untuk penerbangan berikutnya ke Madrid.

Eh ternyata ganti pesawat, kali ini bukan formasi seat 2 – 4 – 2 seperti sebelumnya tapi formasi 3 – 3 tanpa TV, cuma musik aja, baiklah.. sampai bertemu di 5 jam berikutnya.

Welcome in Madrid

madrid
Madrid!

Uhuy..sampe deh di Madrid, dengan segala excitement yang ada, rasanya masih nggak nyangka udah nyampe di Spanyol, di negeri Banteng dan Matador, tapi yah uhmm.. apa ini.. kok ada bau minyak angin yang khas.. Eeee..ternyata ada orang dari Indonesia yang masuk angin juga (sama dong..) Goodbye long flights.. dan di sinilah liburan Eropah yang sebenarnya dimulai….setidaknya sampai….”Lho gak isa, melok rene ae..” celetuk seorang peserta tour dari Surabaya dengan logatnya yang kental, sambil mendorong trolly koper dan bicara ke suaminya di mana nanti bisa menghabiskan Ote-ote Porong-nya karena sudah dibawa jauh-jauh dari Surabaya untuk bekal.. Halah..

Ternyata Madrid itu panas.. jauh di luar dugaan kita yang sudah berjaket dan bersyal.. it’s damn hot baby.. kita langsung disambut George, driver kita selama di Spanyol dan Portugal, yang belakangan diketahui cara nyetirnya hebat pisan.. George membawa kita langsung ke Avila, tempat asalnya Santa Teresa de Avila, ini adalah sebuah kota kecil di Spanyol yang dikepung benteng-benteng besar.. kota ini relatif sepi, sepertinya lebih banyak turis daripada penduduknya, di sana si Tour Leader ninggalin kita gitu aja, katanya silakan foto-foto.. sejam setengah lagi ditunggu di bis.. Jyahhh.. mana bisa begitu.. mana kita tahu obyek pentingnya di sini apa dan gimana ke sananya.. setelah sempat nanya sama Pastor lokal, di mana letak gereja Santa Teresa de Avila, kita pun memaksa sang Tour Leader untuk mengantarkan kita ke sana.. Eh ternyata lumayan jauh.. mendaki gunung turuni lembah.. nah sampe juga deh ke Gereja Santa Teresa de Avila.

Teresa de Avila
St. Teresa de Avila Church

Pemandangan di Avila ini luar biasa indah, sampe-sampe harus sering-sering berhenti untuk foto-foto.. selain karena jarang ngeliat kastil, di sini juga bersihnya top markotop deh.. sayang karena waktunya terbatas, kita nggak bisa berleha-leha.. jeprat jepret pun sambil harus setengah lari karena bis yang kita tumpangi sebentar lagi berangkat ke Salamanca. Eh, sempet ngelirik, ada panah jalan bertuliskan arah ke Toledo, itu nama daerah yang ada di film Vicky Cristina Barcelona bukan ya?.. (PS : bukan.. ternyata yang di film itu nama daerahnya Oviedo..mirip..maksa..)

(bersambung…)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *