Sebuah Sisi Lama Yang Terbengkalai

Kondisi Ruang Terbuka Publik di Semarang

Gw sudah lama tinggal di Kota Semarang. Terhitung sejak tahun 1998, berarti gw sudah tinggal di kota ini selama 13 tahun. Gw pikir sama seperti kebanyakan kota-kota lain di Indonesia, ruang terbuka untuk umum (public space) bukanlah sesuatu yang biasa di kota ini. Tidak banyak ruang untuk publik berinteraksi atau sekedar menikmati indahnya kota ini.

Akan tetapi mulai sekitar 1 tahun yang lalu, ada perubahan di kota ini. Mulai banyak taman-taman atau ruang terbuka untuk umum yang dipugar menjadi lebih baik dan dirapikan sehingga warga kota dengan lebih nyaman berkumpul atau sekedar beraktivitas dengan keluarga disana.

Piknik Bareng Teman Komunitas Di Taman KB

Contoh yang terlihat adalah Taman KB atau yang sekarang mulai dikenal dengan nama Taman Semarang. Dulu taman ini dikenal dengan suasananya yang remang-remang dan aktivitasnya yang tidak menyenangkan bagi warga kota. Sekarang setelah dipugar sangat terasa aktivitas positif warga kota Semarang di taman ini. Mulai dari pertunjukan musik di setiap akhir pekan, komunitas-komunitas yang menggunakan taman ini untuk berkumpul. Semua dari komunitas olahraga sampai komunitas kesenian berkumpul disana.

Kota Lama

Tetapi gw pikir masih ada 1 sisi kota yang menurut gw potensinya sangat besar buat jadi ruang terbuka publik selain potensi ekonominya yang sangat besar. Sisi kota yang gw maksud adalah Kota Lama. Fakta yang cukup mengejutkan menurut gw adalah Kota Lama Semarang adalah kota lama yang terbesar di Indonesia selain kota lama yang dimiliki oleh Jakarta.

Cukup normal menurut gw kota lama ini harusnya digarap dengan lebih serius karena wisatawan lokal dan mancanegara yang datang ke Kota Semarang pasti tidak ingin melewatkan untuk melihat dan mengambil foto di Kota Lama. Tetapi melihat kondisi kota lama saat ini cukup menyedihkan buat gw.

Salah 1 Sisi Kota Lama Yang Terbengkalai

Banyak gedung-gedung di kota lama yang tidak terawat dan digunakan buat para tunawisma berdiam disana. Pada malam hari kondisi kota lama menjadi tidak bersahabat untuk dikunjungi. Gelap, remang-remang dan kotor menjadi suasana yang melekat di malam hari.

Sisi Gedung Yang Tidak Terawat

Potensi Kota Lama

Padahal beberapa bagian kota lama yang terang menjadi tempat aktivitas yang menyenangkan loh di malam hari. Salah satu contohnya adalah restoran Ikan Bakar Cianjur. Restoran ini dibuat di salah satu gedung lama bekas gedung pengadilan dijaman Belanda. Dulu sebelum ada restoran ini gw masih ingat gedung ini teronggok begitu saja menjadi tempat tinggal tunawisma kalau tidak salah.

Restoran Ikan Bakar Cianjur

Sekarang, menurut gw restoran Ikan Bakar Cianjur menjadi salah satu tempat yang menyenangkan untuk makan bersama relasi dan handai taulan. Ambience gedung lamanya sangat terasa didalam ruangan dan membangkitkan nostalgia dan keinginan tahuan tentang sejarah kota Semarang.

Waktu survey dimalam haripun gw melihat ada beberapa wisatawan lokal yang sangat excited untuk sekedar berfoto didepan restoran karena suasananya yang eksotis.

Suasana Taman Srigunting depan Gereja Blenduk

Selain itu Taman Srigunting yang ada didepan Gereja Blenduk pun sekarang kalau malam lumayan nyaman buat digunakan sekedar duduk-duduk santai. Saya lihat ada anak-anak muda yang menggunakan taman ini di malam hari untuk beraktivitas.

Dari keseluruhan kota lama gw pikir hanya 2 tempat tadi yang digunakan untuk aktvitas warga kota karena suasana dan penerangannya yang cukup bersahabat. Gw membayangkan jika kegiatan ekonomi banyak yang dipindah ke sudut kota lama ini pasti lama kelamaan sisi kota ini bisa menjadi lebih hidup.

Area Gereja Blenduk Yang Menjadi Ruang Terbuka Publik

Jika saja ada kedai kopi franchise level dunia yang membuka kedainya disana. Sebuah kedai kopi dengan ambience gedung kuno pasti akan membangkitkan gairah pencinta kopi untuk berkunjung kesana dan menikmati ambience kota lama. Orang-orang akan semakin lama menghabiskan waktu disana.

Bisa gak membayangkan kalau ada hotel, kedai kopi, restoran, toko oleh-oleh (yang sudah diwakilkan oleh toko wingko babat merk kereta api), tempat berbelanja menjadi satu di kota lama dan menggunakan gedung-gedung lama yang teronggok dan tidak terawat. Pasti efek ekonominya sangat dasyat dan kota lama menjadi bergairah kembali.

Gw yakin kalau ada kebijakan menghidupkan kota lama pasti warga kota tidak akan takut untuk berjalan-jalan dan menghabiskan waktunya di area kota lama. Terus terang karena di malam hari itu suasana kota lama tuh eksotis banget, mirip suasana kota di eropa gitu deh.

Kalau aktivitas warga dan perekonomian hidup dapat dipastikan lapangan pekerjaan barupun akan tumbuh dan berkembang seperti warung-warung maupun kegiatan ekonomi lainnnya. Gw membayangkannya saja sudah sangat excited. Mudah-mudahan pemerintah kota juga excited dan segera mempunyai kebijakan menghidupkan kota lama ini dimasa depan.

Dibawah ini ada sedikit video tentang suasana kota lama Semarang dan juga masukan dari teman-teman komunitas sepda onthel yang menggunakan Taman Srigunting di kota lama sebagai salah satu pusat berkumpul bagi anggota mereka:

Itu sekilas Β tentang salah satu sisi ruang terbuka publik Kota Semarang yang agak terlupakan. Β Dikotamu juga ada sisi kota yang seperti ini gak?

Catatan:
postingan ini diikutkan dalam kompetisi menulis 3 on 3 yang diselenggarakan oleh On Off 2011.

Tim:
1. Pengambil & editor video : Jeepban
2. Fotografer : Yudi
3. Penulis : didut

 

By Didut

23 thoughts on “Sebuah Sisi Lama Yang Terbengkalai”
  1. setujuh ama komen diatas saya ini …. πŸ˜€

    tempat ini potensi sekali menjadi tempat wisata kota yang sangat menarik dan tempat para komunitas untuk mengekspresikan kreativitasnya ..

    salam manis,

  2. Kota Lama seharusnya memang bisa menjadi kebanggaan Semarang, tinggal bagaimana kita menjaga dan mengembangkan, dengan atau tanpa dukungan pemerintah.

    keknya kl yg ini tanpa dukungan pemerintah susah juga jhon, soalnya gimana mau nge rubah nya kl ijinnya gak dapet

  3. Mungkin masalahnya mirip kayak di kota lama Jakarta.
    Yang punya gedungnya orang swasta. Orangnya gak punya duit lagi untuk memugar. Kalau pun ada duit untuk mugar, aturannya banyak banget. Kalau ada pemilik duit masuk, mungkin sukanya mau direnov total yang akhirnya malah merusak nilai sejarah bangunan, yang nggak mungkin dilakukan karena aturan tersebut.

    Seharusnya memang Pemda yang masuk lalu membantu pengelolaannya (misal: nyewa gedung, bantu pemugaran, dll). Masalahnya klasik, Pemda gak ada duit. Hihihi, entahlah gimana itu bisa menyelesaikan masalahnya.

  4. @ Om Warm : ditunggu om di SMG πŸ™‚

    @ Pitra : memang hrs win win solution sih pit, org yg punya duithrs punya kecintaan bsr terhdp bangunan lamanya, kl gak ya hanya profit atau renov sih yg dipikir πŸ™‚
    susah memang

  5. Hmm dulu salah satu Oomnya bojoku pendeta di Gereja Blenduk lhoo πŸ™‚
    Gue pernah jalan2 ke kota tua sebentaran doan dan harus tenteng2 sepatu πŸ˜€ bukan banjir tapi rembesan air lautnya katanya

  6. suka kagum dengan pendatang di suatu tempat, tapi sebegitu luas pengetahuannya tentang tempat itu… dan, dem! gw kagum ama elo? njriiit… *bunuh diri*

  7. congratz Loenpia, mayan aku keliatan dikittt heheheh.
    semoga kota lama berkembang jd pusat bisnis en hiburan di Semarang.

  8. selamat dapat PRIZE dari ACER. Semoga Open Public di kota ini bisa dimaksimalkan tidak sekedar tulisan tapi 1 tahun di depan akan ada hal-hal baru sebagai perbaikan. Keep movin’ n thx for being competitor. YOU’RE THE BEST Friend, Bro:)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *