Hari Jumat malam tiba-tiba ada pesan whatsapp yang datang dari Nunik.

“Mas Didut, besok siang ada #KopdarGula, mau dateng gak?”

Kalau boleh dibilang pucuk dicinta ulam tiba. Beberapa hari ini saya sedang mencoba diet keto ala-ala dan sedang berpikir soal gula ini. Kenapa ala-ala, karena sebetulnya diet ini terinspirasi dari video youtube yang saya tonton — ya, sekarang saya cukup banyak menghabiskan waktu nonton vlogger hihi — dan hanya ingin coba aja bagaimana rasanya hidup tanpa asupan karbo dan gula sama sekali.

Sebelum undangan #KopdarGula datang, saya sudah menjalani diet keto ala-ala ini  selama 3 hari dan rasanya sih baik-baik saja. Tidak ada rasa sakau gula yang mencolok. Undangan #KopdarGula ini pas sekali soalnya jadi bisa bertanya tentang gula dan hal lainnya yang berkaitan dengan diet karena kopdar ini mendatangkan Dr. Marshell mewakili @TanyaDok.

#KopdarGula berjalan sangat santai, bahkan tidak ada paparan dari Dr. Marshell. Yang ada para peserta #KopdarGula sangat antusias untuk bertanya tentang fakta seputar gula ataupun efeknya terhadap kesehatan jika mengkonsumsi gula secara berlebih ataupun tidak mengkonsumsi sama sekali seperti saya saat itu.

Ngomong-ngomong ada yang sadar gak sih berapa seharusnya supan gula yang masuk ke dalam tubuh kita supaya tetap sehat?

Kalau kata Dr. Marshell sebetulnya tubuhpun membutuhkan gula. Walaupun diet keto –baca: menghilangkan sama sekali asupan gula ke dalam tubuh walaupun dari buah sekalipun– belum ada penelitian kesehatannya tetapi menghilangkan asupan gula sama sekali berpotensi mempunyai dampak buruk pada tubuh walaupun sangat cepat untuk menghilangkan berat badan.

Asupan gula dalam jumlah tertentu sebetulnya tetap dibutuhkan oleh tubuh walaupun tubuh tidak terlalu melakukan banyak aktivitas.


Jadi standar aman untuk mengkonsumsi gula yang aman sebanyak 25 gram menurut standar WHO (World Health Organisation) atau 50 gram menurut Kementrian Kesehatan RI.

Kalau mendengar ini sih sebetulnya miris juga, soalnya saya pengkonsumsi–minuman teh dalam botol dan kopi instan–gula kelas berat *mrenges*

Yang jelas asupan gula yang masuk ke dalam tubuh sebetulnya ya bukan datang dari gula saja. Kita makan nasi setiap hari itu saja sebetulnya sudah memasukkan glukosa–baca: gula–ke dalam tubuh. Jadi kita mau benar-benar memperhatikan asupan gula ke dalam tubuh, kita juga harus memperhatikan apakah makanan yang masuk ke dalam tubuh mengandung banyak glukosa atau tidak sehingga kita tidak usah mengkonsumsi gula.

Konklusi dari #KopdarGula ini adalah saya gak jadi diet keto! hahahaha

Karena diet keto tanpa dampingan dari orang yang tahu betul soal nutrisi kelihatanya tidak bagus. Tujuan saya berubah hanya membatasi asupan gula yang masuk dalam tubuh. Akhirnya saya masih tetap makan buah di pagi hari, siang kadang makan dengan nasi dan makan malam biasanya tanpa nasi.

Kita cek kebiasaan ini bisa bertahan lama.

Kalau ada yang mau cek soal gula bisa pantau tagar-tagar ini ya: #TanyaGula, #SugarTalk ataupun #NgobrolGula.

Jadi berapa sachet minuman instan yang kamu konsumsi dalam sehari? hihihi

By Didut

7 thoughts on “Ngobrolin Gula”
  1. Aku membatasi gula, Mas. Semampuku. Halah. Awalnya sih berat, tapi lama-lama terbiasa.

    Btw, sekarang aku rutin pagi-pagi sehabis bangun tidur minum jeruk nipis anget dan sarapan buah. Makan siang dan makan malam ya kayak biasa.

    1. Aku malah kadang otomatis abis makan mesennya teh botol, baru abis itu keingat kalo lagi ngurangin gula hahahaha.

  2. Wah aku udah pernah hampir masuk RS gara gara diet gula ini. Karena trnyata aku termasuk orang yg emang hrus mengkonsumsi gula dlm minuman minimal sehari dua gelas secara kadar gulaku dibawah normal. Jd kl misal aku diet nasi mau tdk mau tep mimik teh panas manis dan ngemut permen drpda drop lagi dan pingsan di jalan hehehehehe

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *