Satu minggu kemarin saya mengunjungi resto berkonsep fast food. Menghabiskan sekitar 20.000 untuk sebuah hamburger ukuran standar (atau bisa dibilang kecil kalau buat ukuran perut saya), satu paket kentang goreng dan segelas soft drink.

Menghabiskan waktu sekitar 10 menit untuk menghabiskan seluruh makanan yang ada dan selanjutnya tidak tau lagi apa yang harus saya lalukan kecuali pergi dari resto itu karena kecilnya kemungkinan menemukan aktivitas yang lain. Yang saya rasakan kenyang dengan rasa soft drink yang mendominasi dan segera lapar lagi begitu sampai rumah.

Hari ini saya berkunjung ke resto yang berkonsep slow food. Datang langsung diberi kopi susu hangat sebagai komplemen karena sang pemilik sahabat sekaligus klien saya. 😛

Semua tamu mempunyai kesempatan untuk berbicara langsung atau berinteraksi dengan sang pemilik. Pengunjung bisa mendapatkan menu pengganti dengan segera bila tidak puas dengan makanan yang dihidangkan.

Saya menghabiskan 40.900 untuk seporsi hamburger yang sebenarnya berisi dua setengah hamburger karena rotinya ada 5 dengan daging dan sayuran diatasnya, satu porsi kentang goreng yang berukuran cukup besar dan satu gelas jus mangga.

Sebagai bonus selain kopi susu hangat, saya mendapatkan ruangan yang sangat hoomy dengan sofa yang empuk. Menghabiskan beberapa puluh halaman buku Seth Godin yang dirujuk oleh sahabat saya tersebut. Mendapat ide untuk beberapa project karena membaca buku Seth Godin tadi.  Mood jadi bagus karena ruangan yang hommy. Mendapat potensi beberapa project tambahan dari sahabat saya ini. Dan untung saya tidak mempunyai laptop karena kalau punya pasti saya akan menghabiskan lebih dari 3,5 jam yang saya habiskan hari ini di resto ini. Apalagi sebentar lagi mereka akan memasang wifi.

Jadi kadang menghabiskan biaya yang lebih mahal tidak berarti langsung menjadi mahal. 😛

Tautan:
Small is the new BIG

By Didut

8 thoughts on “Mahal ?”
  1. kalo tempatnya enak..malah pengen nambah terus, nggak pergi-pergi. Lha kalau di resto fastfood, maunya cepet -cepet pergi soalnya berisik

  2. Hehe.. tergantung kebutuhan sih, kalo lagi sibuk aku pilih fast food yg bisa hit and run, tapi kalo butuh waktu lama buat nongkrong, wifi dsb, yg slow jadi opsi 😀

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *