Sepertinya sudah beberapa kali saya menulis soal jempol ini dan akhir-akhir ini kasus-kasus yang terjadi karena jempol-jempol tidak sabaran di social media menjadi semakin besar saja.
Baca: Viral: Secepat Mungkin – Cek dan Ricek.
Kasus terakhir yang membuat saya geleng-geleng kepala tentang post viral tentang kakak – beradik yang disangka pasangan gay.
Kemudahan mengakses social media di Indonesia rupanya tidak diimbangi dengan pengetahuan tentang privasi untuk menyebarkan berita di ranah ini. (Banyak) orang menganggap mereka bisa mengunggah apa saja yang mereka temukan di socail media tanpa ada konsekuensi atau tanggung jawab tertentu.
Tips dari @Alldofj di bawah ini mungkin bisa dipakai sebagai panduan kalian dalam menyebarkan sesuatu di social media.
Hal yang lebih utama: pastikan anda mendapatkan PERSETUJUAN orang tersebut. Di era media sosial, kita harus tahu bahwa yang membatasi “nafsu” pribadi untuk eksis adalah wilayah privasi orang lain.
— A. (@alldofj) December 26, 2017
Walaupun diberitakan oleh Detik kalau korban isu viral ini tidak dipecat dari pekerjaannya tetapi hujatan dari kanan kiri tentu saja membuat kondisi korban menjadi sangat tidak nyaman apalagi tuduhan tersebut dibuat tanpa ada verifikasi dari yang bersangkutan.
Kalau tips dari saya sih sebetulnya sangat sederhana (walaupun pasti susah untuk dilakukan), tahan jarimu untuk tidak share selama 1 hari jika kamu tidak sempat untuk cek apakah berita yang ingin disebarkan betul atau tidak.
Setelah satu hari biasanya pasti ada pihak lain yang melakukan verifikasi atau ada yang mengecek kebenaran beritanya. Atau kalau kamu tidak cukup waktu untuk mengecek keabsahannya sendiri, secara sederhana tanyakan saja ke pihak yang sedang menyebarkan apakah sudah dicek kebenarannya, seperti yang saya selalu lakukan pada Erik (bukan nama sebenarnya), teman satu whatsapp group di Loenpia yang suka membagikan tautan-tautan atau info-info tanpa preambule terlebih dahulu.
Intinya batasi nafsu dirimu jika hal tersebut dapat membuat wilayah privasi orang lain terhambat, jangan jadikan jempolmu murahan!
Berikut postingan dari teman-teman Loenpia tentang isu satu ini:
- Jangan Jadi Bagian Jempol Murahan dari Daeng Ipul.
- Apakah Jempol Murahan? dari Yogie.
- Biar Jempolmu Ngga Jadi #JempolMurahan dari Gita.
- Netizen: Berhati-hatilah dengan Informasi dari Cordiaz.
- Jempol Murahan=Jempol Kadaluarsa dari Jeepban.
- Jangan Jadi #JempolMurahan dari Latree.
- Nggak Mau Jempol Murahan? Ini Cara Asyiknya dari Bunsal.
- Kamu Kaum #JempolMurahan? dari Okky.
- Jempol Murahan: Cek Sebelum Share dari Mbandah.
- Jempol Murahan, Musuh Baru di Social Media dari Slam.
- Tentang “Jempol Murahan” dan Echo Chamber dari Arief Prasetyo.
- Waspada Jempol Murahan di Sekitar Kita dari Budi ‘boku baka’
- 1×24 Jam, Jari Harap Lapor! dari Mbak Titut.
jadi pengin kenalan sama Erik
[…] Jangan Jadikan Jempolmu Murahan […]
Erik!!
boleh dong kenalan sama erik
[…] 1. Jangan Jadikan Jempolmu Murahan […]
[…] Didut – Jangan Jadikan Jempolmu Muarahan […]
[…] Didut – Jangan Jadikan Jempolmu Muarahan […]
Good sharing mas :). Aku paling anti nyebarin berita yg aku sendiri belum yakin kebenarannya. Aku takut kalo ternyata salah, dan merugikan orang lain, itu sama aja aku nyebarin fitnah :(.
Makanya kalo di grup2 keluarga ato ada temen yg share link ttg berita sensasional, itu pasti stop di aku. Ga akan aku sehat2 kemana2. Walo kdg gemes apa si penyebar, kenapa yaa org skr LBH suka baca judul doang, ga mau cek berita terlebih dahulu, males membaca sampe akhir :(. Kesel ama orang begini . Kalo sudah kelewtan, yg ada aku Block sih orangnya