Hematlah Bahan Bakarmu Bung!

Tulisan kali ini gabungan antara teringat dengan tulisan Ramda Yanurzha–yang saya bagikan melalui feed Facebook beberapa hari yang lalu–dengan antrian BBM di pombensin Jalan RA Kartini tadi malam.

Jalan RA Kartini merupakan salah satu momok kemacetan di Jakarta Selatan, karena traffic yang mengarah ke jalan tersebut adalah gabungan kendaraan yang berasal dari Jalan Fatmawati, yang baru keluar dari pintu tol sekaligus yang ingin masuk tol JOR Luar. Belum lagi imbas pembangunan MRT yang membuat Jalan RA Kartini semakin sempit.

Sewaktu mengantri untuk mengisi Pertamax, saya berpikir bahwa masyarakat di Pulau Jawa ini memang dimanjakan sekali untuk bahan bakar. Kita tidak pernah mengalami antrian yang mengular hanya untuk mengisi bahan bakar seperti masyarakat di Pulau Sumatra atau bahkan Papua.

Kenyataannya walaupun tidak pernah kesulitan untuk mengisi BBM, kita sebetulnya defisit BBM. Mungkin tidak banyak yang tahu kalau Pertamina sebagai penyedia bahan bakar nasional baru bisa menyediakan 54% – 60% kebutuhan bahan bakar nasional (sumber: detik). Sehingga kita masih melakukan impor minyak mentah BBM dari negara lain dan semakin tinggi dari tahun ke tahun.

Sadar juga sih sebetulnya kalau rakusnya konsumsi BBM berarti ada pertumbuhan ekonomi yang sedang berjalan. Kalau orang Jakarta saja sanggup membeli Avanza 2.163 unit perbulan, berarti memang ada kegiatan ekonomi yang sedang melaju pesat–selain untuk memenuhi jalanan ibukota ini.

Jadi mulailah hemat bahan bakarmu bung! Walaupun Pertamina bertekad untuk mewujudkan swasembada BBM pada tahun 2023 dengan membangun kilang minyak baru tetapi bukan berarti kita tidak bisa ikut berkontribusi.

Kalau tidak bisa mengurangi penggunaan BBM sendiri, minimal kita bisa lebih mengoptimalkannya. Misalnya motor digunakan oleh dua orang untuk mencapai tujuan. Tips ini sebetulnya sudah difasilitasi oleh salah satu penyedia transportasi online.

Warga Jakarta sebetulnya sudah akrab dengan model sharing economy ini, dari UBER, GoJek sampai Airbnb. Dengan menggunakan fasilitas dari sharing economy seperti ini sebetulnya tanpa sadar kita sudah mengoptimalkan penggunaan BBM. Tidak usah ada penambahan mobil atau motor khusus untuk transportasi dan tidak ada hotel baru yang dibangun untuk kebutuhan menginap.

Sebagai warga Jakarta dari bayi sih, sebetulnya saya berharap pembangunan MRT atau jalan layang busway saat ini–kalau selesai–bisa mengurangi ketergantungan saya akan kendaraan bermotor sendiri.

Jadi apakah kamu tahu kalau negara kita sedang defisit BBM?

By Didut

2 thoughts on “Hematlah Bahan Bakarmu Bung!”
  1. Selama transportasi publik kita masih berantakan, selama itu pula kita akan lebih memilih untuk bawa kendaraan pribadi thus kita bergantung pada BBM. Duh, pagi-pagi sudah sotoy.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *