Seingat saya seumur-umur hidup, jarang-jarang saya menonton konser. Tumben ngomongin konser? Sebetulnya sih lebih pengen ngomongin musik–sok banget bet!

Balik soal konser, nonton konser pertama kali pas diundang Dimas nonton konsernya Addie MS yang disupport kantornya Dimas waktu itu–pengen share fotonya di sini tapi sayangnya penuh aib masa muda.

Selanjutnya pernah ditawarin Pitra nonton Urban Jazz Crossover–yang ternyata disupport oleh perusahaan yang sama dan selanjutnya jadi klien saya juga–dan untuk pertama kalinya (serta terakhir) saya mewawancarai beberapa penyanyi kenamaan ibukota *halah*

Konser terakhir yang saya tonton adalah konser Natal setahun lalu kalau tidak salah karena diajak Arianna.

Kalau melihat sejarah saya dan konser sebetulnya saya memang bukan orang yang hafal atau ngefans dengan grup band tertentu. Atau ngefans dengan genre tertentu. Saya memasukkan diri ke dalam kawanan easy listener.

Golongan ini memang hanya mencari lagu-lagu yang enak didengar tanpa tahu siapa yang menyanyikannya.

Walaupun boleh dibilang tidak menyukai konser tetapi musik sudah masuk dalam kehidupan saya sehari-hari. Minimal ketika saya berada di jalan dalam perjalanan rumah-kantor.

Di pagi hari saya biasanya mendengarkan radio melalui app Tune In. Saya masih termasuk anak lawas yang hobi mendengarkan suara enak announcer di radio. Dan tentu saja tidak harus ribet membuat playlist karena tinggal mendengarkan saja.

Dan sore atau malam ketika pulang, saya berganti ke Spotify. Yoih, sebagai anak yang umurnya masih masuk golongan millenial–oke ini ngaku-ngaku–saya menyukai aplikasi ini. Spotify sungguhlah cocok dengan golongan easy listener! Dengan Spotify, tinggal pilih-pilih playlist sesuai moodnya saja. Playlistnya juga sudah ada yang membuatkan.

Untunglah saya pernah merasakan mendengarkan musik melalui kaset sampai semudah menekan aplikasi lewat smartphone saat ini.

Dengan revolusi aplikasi musik seperti ini, kocak juga kalau masih mendapatkan pertanyaan “tidak ada pemutar CDnya di dalam mobil ya?” Padahal dengan teknologi mobil saat ini–misalnya MyLink dalam mobil Chevrolet–kita bisa mendengarkan musik semudah menekan tombol pada setir.

Jadi kamu masuk golongan yang mana?

 

 

By Didut

9 thoughts on “Easy Listener”
  1. Aku masuk ke golongan generasi millennials yang easy listener. Tidak mengklaim fans jenis musik tertentu atau penyanyi/grup musik tertentu. Asal lagunya enak, liriknya oke (dan bikin baper), hayuk atuh aku dengarkan. Btw, aku dulu kolektor kaset. Kasetku banyak banget. Dan gak tau sekarang kasetnya pada di mana. 🙁

    Btw lagi, kita kan memang generasi millennials. Ehe.

  2. sama kak~ aku malah ngga paham apa asyiknya nonton konser.. udah desak-desakan, eh artisnya ngga kelihatan~

    yaa tapi ada yg bilang atmosfernya beda banget kalo pas nonton konser~

    kalo soal musik, meski aku suka dengerin EDM, tapi tetep bukan penggemar party~

    ???

    1. Kalo udah suka ya suka aja dab, walaupun harus ke Kalimalang setiap malam minggu #EhIniKeknyaKeluarTopik (LOL)

  3. Aku suka konser!
    Menurut aku, lagu kalo didengerin pas konser jadi berasa lebih mendalami artinya…
    Soalnya bisa ngeliat langsung ekspresi artisnya dan nyanyi bareng-bareng sesama fans.
    Apalagi kalo konser Korea…MUEHEHEHE

    Buat genre lagu, aku suka lagu2 indie~~ Payung Teduh, Endah n Resa, Efek Rumah Kaca.. Pokoknya yang kalem nggak jedag jedug dan teriak sih. Tapi aku suka banget sama My Chemical Romance dan Linkin Park 😐

  4. Aku masuk golongan anak nongkrong MTV akhir 90-awal 2000an *lho 😀 era di mana musik alternative rock sama britpop berjaya. Dari situ ada satu yang ngefans banget sampai sekarang ; Coldplay. Meskipun sekarang musik mereka udah banyak berubah (termasuk “jenis” fansnya yang semakin kesini semakin alay haha) tapi yang namanya ngefans ya bagaimanapun tetep ngefans. Kalo soal nonton konser sebenernya aku rada picky. Kalo bukan beneran yang kepengen banget kayanya enggak bakal dibela-belain. Next mungkin bakal nguber John Mayer kalo ke Asia. Trus kalo konser2 lokal aku justru lebih bisa nikmatin konser2 jazz daripada “band-band an biasa”. Jadi kesimpulannya, genre musik yg aku suka cenderung ke alternative rock, jazz, dan blues. Tapi bukan berarti ngga doyan pop. Tetep doyan tapi ya itu tadi, picky. Apalagi kalau lagu2nya (dan liriknya) entahlah, kaya lagu2nya (banyak) pendatang baru sekarang.

  5. aku penikmat (hampir) semua jenis musik meski punya musisi/penyanyi favorit. sampai setua ini belum pernah nonton konser karena males ngebayangin crowd-nya. meski aku yakin, nonton live lebih menusuk jiwa (halah).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *